Di tengah dunia yang semakin hiruk-pikuk oleh ego dan pamrih, kadang Tuhan menyelipkan cerita kecil–sederhana, tapi menampar nurani.
Sebuah truk menyerempet Porsche 718 berharga milyaran di Karawang. Biasa saja? Tidak, jika kita tahu siapa yang turun dari mobil sport mewah itu, dan apa yang dilakukannya. Seorang pengusaha kaya dengan istrinya.
Tapi bukan amarah, bukan bentakan, bukan pula ancaman ganti rugi yang keluar dari mulut mereka. Tak ada arogansi kekuasaan dan kekayaan di jalanan. Yang hadir justru pelukan yang menenangkan dari pemilik Porsche, saat melihat sopir truknya gemetar dan menangis ketakutan.
"Bapak tenang saja, pulanglah... hati-hati di jalan."
Kalimat itu, diucapkan dengan tulus oleh Emmanuel Alvino dan istrinya, Tania Maisara, menembus dinding kebisingan dunia kita yang semakin miskin empati.
Di jalanan yang sarat dengan adu cepat, balap gengsi, dan lomba kekuasaan–mereka memilih untuk berhenti–dan hadir sebagai manusia.
Hari itu–Porsche tidak menjadi simbol kemewahan. Mobil itu hanya latar dari panggung kecil kemanusiaan yang sunyi–yang juga menunggu kita semua untuk ikut tampil di dalamnya.
Di dunia yang serba terburu-buru dan serba ingin menang, Emmanuel dan istrinya memilih untuk mengalah–demi menjadi pemenang sebagai manusia.
By: HT
Komentar
Posting Komentar