Pelacur Jalanan

 PELACUR

(setelah berita dimatikan)


Pelacur itu

berdiri di pinggir jalan

dengan tubuh lelah tapi jujur.

Ia menjual dirinya,

tapi tidak pernah menjual kebenaran.


Sementara di layar kaca

seorang perempuan berjas rapi

bekas jurnalis, bekas pembawa kabar,

kini membaca naskah pesanan.

TikTok Live dibisukan, televisi dibungkam,

jejak darah dihapus dengan senyum formal.


Katanya demi bangsa,

katanya demi ketertiban,

padahal demi kursi, demi uang, demi tuan.

Pelacur di jalan lebih mulia darinya:

tidak pernah menukar nyawa dengan jabatan,

tidak pernah melacurkan nurani

sampai membunuh kemanusiaan.


Aku teringat Lisa Mariana, si ani-ani

yang dengan suara serak

membela dan mendukung para pendemo.

Sedang yang satu ini,

yang tampak terhormat di layar,

membiarkan judi online merajalela,

menutupi kematian rakyat yang disembelih aparat.


Kau tak bisa menilai buku dari sampulnya.

Sampul itu mungkin berlipstik anggun,

tapi halaman-halamannya basah

oleh darah dan air mata rakyat.


Pelacur di pinggir jalan

terlihat jauh lebih bersih.


Bandung, 31 Agustus 2025.

Fitriani Cahaya Wulan

Bukan Pelacur

Komentar