Hari ini Prabowo untuk pertama kalinya hadir dalam acara BRICS (padahal Putin dan Xi-Jinping aja ogah hadir di KTT BRICS 2025 kali ini).
Dan sebagai kadonya presiden Amerika Donald Trump langsung kasih bingkisan berupa kenaikan tarif sebesar 32% bagi semua produk Indonesia yg masuk ke Amerika.
Alias harga produk Indonesia yg masuk ke Amerika akan menjadi 42% lebih mahal dari harga aslinya. Dimana ini penambahan dari tarif 10% yg selama ini dikenakan Amerika + 32% tarif baru = 42%.
Hal ini merupakan pukulan telak bagi ekspor Indonesia ke Amerika, sekaligus cukup ironis karena Cina yg merupakan musuh bebuyutan Amerika dalam perang tarif ini rata2 cuman kena 30% saja sedangkan Indonesia sampai 42%.
Catatan : Amerika sendiri mengenakan sampai 55% tarif ke Cina tapi untuk beberapa produk khusus terutama Otomotif dan Baja. Sedangkan Indonesia dipukul rata kena 42% semua.
-----------------------------------------------------------------
Gara2 hal ini mentri ekonomi kita langsung panik tergopoh2 pergi ke Washington DC untuk meloby Donald Trump lagi, tapi nampaknya kali ini bakalan alot dan kemungkinan besarnya gagal. Knp ??
Karena pemerintah kita selalu salah membaca arah geopolitik, pemerintah kita beranggapan gak mungkin negara lain dikenakan tarif eksport lebih mahal dari Cina yg 30% dari awalnya 250%.
- Padahal dibalik penurunan tarif eksport produk Cina ke Amerika yg sangat signifikan itu (dari 250% menjadi 30%), pemerintah Xi-jingping udah melakukan deal dengan pemerintah Donald Trump untuk tetap menjamin suplay REE (Rare Earth Elements) atau mineral tanah jarang, yg suplaynya dari Cina ke Amerika tetap lancar dengan harga bersahabat. Alias Xi melakukan barter penurunan tarif eksport Cina dengan REE yg selama ini didominasi Cina.
- Sebaliknya Indonesia gak punya posisi tawar yg kuat seperti Cina, apalagi pemerintah kita juga ngelawak karena dalam pidatonya beberapa bulan lalu Prabowo mengatakan posisi Indonesia tetap netral tidak memihak tapi pada prakteknya kita malah semakin dekat ke kubu BRICS.
- Bahkan kita ikut cawe2 menolak resolusi perdamaian Israel, padahal resolusi perdamaian Israel itu adalah kesepakatan yg udah dibikin dalam Abraham Accord bersama negara2 arab lainnya beberapa tahun lalu, bukan dengan negara kita.
- Selain itu menlu kita si Sugiono malah ikut2an mengecam Amerika yg mengebom instansi nuklir Iran kmrn. Padahal kita bukan pihak yg berkepentingan di timur-tengah.
-----------------------------------------------------------------
Akibatnya kita dianggap omong-kosong aja bicara netral dan non-blok tapi aslinya cenderung berpihak kepada kubu Iran, Rusia, Cina, dan BRICS, jadi akhirnya kita di hukum Amerika sekalian dengan dinaikan tarif eksport sebesar 42%.
Hal ini pasti akan membuat ekonomi kita semakin suram dan rupiah ambruk.
Harga yg gak sebanding karena pemimpin kita gak bisa dipegang omongannya, serta sering cawe2 urusan negara lain yg aslinya bukan urusan kita.
-----------------------------------------------------------------
Tapi mungkin ada orang yg ngotot "klo Amerika naikin tarif eksport ke negaranya sebesar 42% mending kita gak usah ngirim barang ke Amerika biar mampus Donald Trump" nah orang yg beragumet tolol semacam ini pasti gak tau cadangan devisa negara itu bentuknya dollar bukan rupiah.
Komentar
Posting Komentar