Presisi = Peras Sana Sini

 


Kasus seorang wanita korban curanmor yang dimintai Rp3 juta oleh penyidik Polresta Jakarta Timur pada 2023 hanya untuk memproses laporannya adalah tamparan keras di muka institusi yang mengklaim “Presisi”. Bukannya melindungi, polisi justru memeras. Bukannya mengejar maling, mereka malah menutup kasus karena korban tak sanggup bayar. Ini bukan lagi sekadar oknum busuk—ini cermin dari institusi yang gagal total menanamkan integritas dan membiarkan hukum jadi komoditas.


Jargon “Prediktif, Responsif, Transparansi Berkeadilan” hanyalah omong kosong berbalut seragam. Prediktif? Mungkin prediktif ngendus dompet rakyat yang bisa diperas. Responsif? Cepat sekali kalau ada amplop, tapi lambat jalannya kalau rakyat miskin menjerit. Transparansi Berkeadilan? Transparan sih, transparan banget kelihatan polisi jadi preman berwenang, dan adilnya cuma buat yang punya duit. Kasus ditutup bukan karena kurang bukti, tapi karena kantong korban kosong—ini bukan penegakan hukum, ini pasar gelap berkedok seragam.


Polri selalu cuci tangan dengan dalih “oknum”. Tapi kalau oknum terus bermunculan, dari pungli SIM sampai pemerasan korban, itu bukan oknum lagi—it’s the system! Pengawasan internal bobrok, Propam cuma jadi stempel karet, dan Kapolri sibuk bikin slogan sementara rakyat dicekik di lapangan. Rp3 juta untuk laporan curanmor? Itu bukan biaya proses, itu upeti ke raja-raja kecil di balik meja penyidik. Korban yang sudah kehilangan motor harus kehilangan lagi—uang, harapan, dan kepercayaan.


Ini bukan polisi rakyat, ini polisi dompet. Hukum yang seharusnya jadi benteng malah jadi palu lelang: siapa bayar tertinggi, dia menang. POLRI harusnya malu, tapi malu barang langka di institusi yang lebih sibuk jaga image ketimbang jaga amanah. Polri perlu lebih dari sekadar janji manis atau operasi pencitraan—mereka butuh pembersihan total, dari atas sampai bawah. Kalau tidak, “Presisi” cuma akan jadi singkatan baru: "Peras Sana Sini". Rakyat bukan ATM, dan hukum bukan barang dagangan. Bangun, Polri, atau kalian tenggelam dalam lumpur korupsi yang kalian pelihara sendiri!

Komentar