Manusia Sombong Jaman Digital


IMHO, salah satu dampak globalisasi dan digitalisasi bagi manusia masa kini adalah manusia tidak boleh dan tidak dimungkinkan lagi untuk sombong dan songong. Siapapun mencoba sombong, ia mendadak tidak relevan. Siapapun yang bertindak songong, ia langsung terlontar keluar dari gelanggang. Bukan oleh orang lain atau situasi di luar, melainkan oleh kesombongan dan kesongongan itu sendiri. Ajaib!



Pepatah "di atas langit masih ada langit" itu berlaku di semua bidang, bagi semua orang, dan dalam setiap hal. Semua hal dan tindak tanduk kita menjadi transparan hingga ke niat yang paling dalam. Apa yang kau niatkan di dalam dan apa yang kau siratkan keluar tak bisa lagi kau simpangkan, mainkan, dan dramakan. Harus sinkron. Atau kau langsung jadi lelucon yang tak lucu. ...


Negara aja tidak bisa sombong merasa paling adidaya dan bisa tetap bertahan mencukupi dirinya sendiri tanpa kerjasama, kompromi, dan saling hormati. Juga  tidak bisa lagi semena-mena pada negara-negara lain sekecil dan selemah apapun Apalagi manusia satu terhadap manusia-manusia lain. ...


Jadi, sudahlah Bung, dan Nona dan nyonya sekalian. ... Tak perlu kau merasa sudah menggenggam seluruh kebenaran cuma berdasarkan  kalkulasi dan asumsi terbatas yang giat nian berkiprah di kepalamu itu. 


Berhentilah sejenak. Tataplah dalam-dalam segala sesuatu sebelum grasa-grusu seoenuh nafsu dan ambisi untuk mengubah dan memperbaikinya mengikuti selera dan kehendakmu yang selama ini kau kira adalah kebenaran tunggal dan niscaya. Sementara realitas kolektif di luar selalu punya daya dan kehendaknya sendiri dan algoritmanya mahakuasa. 


Jadi, tengoklah ke dalam sebelum membuat apapun yang busuk dan buruk dari dirimu muncrat sendiri keluar dan otomatis hanya mengotori tampilan dan wajahmu sendiri. ...

Komentar