Sontak viral di medsos, bhw katanya Megawati mengirimkan minyak urut ramuan khusus untuk Pak Prabowo via Syaiful Muzani.
Kok tumben baik ke Pak Prabowo setelah mengingkari perjanjian Batu Tulis dimana isi perjanjian itu adalah mendukung Pak Prabowo untuk pilpres tahun 2014.
Seperti kita tahu bahwa 2014 dan 2019 PDIP mendukung Pak Jokowi sebagai capres, Pak Prabowo maju atas keringatnya sendiri, walau kalah bertanding vs Pak Jokowi, Pak Prabowo ikhlas menerimanya, malah 2019 menjadi Menhan di kabinet Pak Jokowi. Sungguh sebuah sikap kesatria yg pantas di hormati.
Sementara si mutungan Megawati bahkan di pilpres 2024 dia tidak mau membayar utang janji, PDIP malah mencapreskan Ganjar, sementara Pak Jokowi menginginkan Ganjar untuk belajar, jadi wapres dulu untuk membumikan Ganjar bersama Pak Prabowo, karena faktor jam terbang dan senioritas Pak Prabowo lebih berpotensi. Sekaligus Pak Jokowi akan membayar utang Megawati.
Apa perasaan Megawati dalam hal pengingkaran janji dgn Pak Prabowo, kawan saya bilang : Mengingkari janji buat Megawati mah gampang, mengkudeta Gusdur saja dia tega, apalagi sekedar ingkar janji, sangat mudah buatnya. Justru yg ada setelah pilpres dia sakit hati karena PraGib menang, lanjut sikap kampungannya mutung tak hadir dalam pelantikan presiden 20 Oktober 2024. Mungkin juga karena di area pelantikan takut ketemu SBY, Jokowi, dan Prabowo sendiri yg pernah diingkari.
Selesai pilpres yg tidak mereka akui dgn sebutan banyak kecurangan, serta tuntutan mereka ke MK dan mem PTUN kan PraGib adalah bentuk perlawanan atas kemenangan telak PraGib 58,58% vs 13%.
Selepas itu bacot koloni PDIP yg menolak berkoalisi, Ganjar saja secara pribadi juga beroposisi vs PraGib, dan dia mendeklarasikannya sendiri. Atas isu gertakan penolakan beroposisi itulah yg disambut PraGib, " Mau ngurus negara mari kita urus bersama, kalau tak mau jangan ganggu !", ini warning, dari Prabowo.
PDIP dan Megawati lupa bahwa PraGib dan Jokowi itu satu paket, mana mungkin kelas Prabowo mengkhianati Jokowi yg berjasa atas sebuah dukungan yg totalitas, dan Prabowo sendiri mengakui bahwa Jokowi adalah mentornya sekaligus sosok yg di dimintai restu untuk mencapreskan diri saat itu.
Hal itu di perkuat oleh statement Saraswati kemanakan Prabowo bahwa statement itu benar, restu Jokowilah yg di pegang Prabowo, bukan menagih janji Batu Tulis.
Ini bukan soal Rp. 10.000,- dapat apa, melainkan minyak urut untuk melicinkan apa !
Disisi lain PraGib tidak pernah membalas ocehan murahan koloni PDIP, hal yg sama yg dilakukan Jokowi sampai saat ini. Fitnah, HOAKS, caci maki, penyerangan pribadi serta keluarga, semua dianggap sepi oleh Jokowi.
Sebulan terakhir pasang surut Khabar bahwa Prabowo mau bertemu Megawati, kesannya di framing bahwa Prabowo yg butuh, semua itu narasi basi. Momen yg diharapkan Prabowo bisa hadir pada acara ultah Megawati, eh Prabowo malah ke India, setelah menyempatkan menjenguk dan mengucapkan selamat ultah kepada Pak Emil Salim, menteri senior zaman Soeharto yg dihormati Prabowo.
Ucapan DASCO sebagai orang dekat Prabowo cukup jelas bahwa tidak ada agenda Prabowo mau ketemu Megawati. Ini bukan soal tutup pintu, tapi lebih kepada urgensitasnya, salah2 malah Prabowo yg diposisikan nunduk kepada Megawati, karena jenis orang NPD, selalu ujub, Sum'ah dan zholim. Dan konon sifat dasar itu tak tersembuhkan, kecuali dgn kesadaran dari dalam dirinya sendiri.
Pak Prabowo jangan salah mengambil peran, karena mereka punya hiden agenda yg harus dihadapi dgn kewaspadaan tingkat dewa.
Ingat bahwa Jokowi sebagai teman sejati harus lebih di hargai daripada PDIP khususnya yg banyak musuhnya diantaranya SBY, Jokowi, Gibran dan bahkan Prabowo juga.
Jadi Pak Prabowo harus selalu ingat Batu Tulis, daripada belakangan perasaannya bisa makin teriris atas peristiwa yg sadis itu.
Selamat melakukan lawatan kerja ke India, semoga kesehatan lahir batin selalu dilingkupkan.
Awas minyak urutnya jangan di bawa.
Komentar
Posting Komentar