Siapa itu Jahiliyah?

 MENTAL BLOCK (Siapa Sesungguhnya Yang Jahiliyah?)


      Membunuh orang demi agama atau karena keyakinan atas sebuah ajaran yang dipercaya telah mendapat restu dari tuhan, adalah sebuah kebiadaban. Itu adalah tindakan yang tidak bermoral dan tidak beradab. Bila hal ini dilakukan seseorang yang mengaku nabi bersama pengikutnya untuk memerangi secara fisik orang-orang yang dianggapnya kafir, bukankah lebih tepat jika kelompoknyalah yang disebut sebagai kaum Jahiliaah?


      Para paganis di Mekah yang dianggap musyrik oleh Islam memang kerap melakukan peperangan antar suku karena masalah-masalah prinsip dalam kehidupan sosial dan budaya mereka atau masalah hutang darah (qisas). Mereka tidak pernah melakukan pembantaian atas dasar beda keyakinan atau untuk memaksakan keyakinan mereka kepada kaum lain. Mereka tidak pernah melakukan kebiadaban seperti pembantaian yang dilakukan kaum muslim terhadap kaum Yahudi. Jadi bagaimana mungkin justru kaum paganis pra-Islam yang disebut jahiliah?



      Muhammad bukanlah pemikir orisinil dalam hal ketuhanan dan dalam ajaran keagamaan, dia tidak merumuskan prinsip-prinsip etika yang baru, dia hanya mengambil dari kepercayaan dan budaya atau kebiasaan yang telah ada. Sifat memilih-milih sumber dalam agamanya telah dikenal sejak lama. Bahkan Muhammad sendiri tahu Islam bukanlah agama baru, dan wahyu-wahyu yang ditulis dalam Qur’an hanya memastikan bahwa sudah ada tulisan-tulisan demikian yang juga dianggap wahyu.


      Sang nabi selalu mengaku bahwa Islam punya hubungan dengan agama-agama besar Yahudi dan Kristen. Para cendekia muslim juga banyak yang mengakui bahwa sang nabi mentransfer kedalam Islam kepercayaan dan praktek-praktek dari kaum pagan Arab penyembah dewa/berhala, terutama ritual ibadah haji yang dicopy-paste dari kaum Pagan menjadi perintah Allah swt. Dan untuk meyakinkan umat, beliau tinggal mengeluarkan ayat.


      Tapi tetap saja muslim pada umumnya bersikeras mengatakan bahwa kepercayaan mereka datang langsung dari surga, dan bahwa Qur’an diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril yang diklaim berasal dari Tuhan langsung untuk Muhammad. Qur’an dianggap berasal dari keabadian, ada tertulis disurga, tersimpan disana dalam bentuk master kitab yang terpelihara di Lauhmahfuz.


      Bagi muslim, Allah swt adalah sumber dari segala sumber Islam. Meragukan dan mencari sumber tulisan manusia dalam Qur’an bukan saja dianggap sia-sia tapi juga percuma dan tentunya itu berarti menghujat Tuhan. Sepertinya umat Islam punya rasa takut dalam bawah sadar mereka bila meragukan Qur’an sebagai firman Tuhan, walaupun banyak dari mereka tidak terlalu menyimak isinya yang multi tafsir itu.


      Yang paling mereka takutkan adalah; bahwa jika ada orang yang bisa menemukan jejak ajaran Qur’an itu ternyata adalah murni hasil karangan Muhammad dan bukan berasal dari langit, maka seluruh bangunan Islam akan hancur lebur. Berpikir kritis dan skeptis seperti itu akan membuat iman mereka bagaikan seekor ular yang memakan ekornya sendiri.


      Kalian tidak perlu marah atau tersinggung jika tulisan ini mengganggu perasaan kalian, karena inilah yang saya temukan. Terurama tentang klaim perang suci dalam Islam dan klaim-klaim yang lain tentang kemuliaan sang Nabi. Mari sama-sama kita pelajari kembali dengan pikiran terbuka.


      Orang bisa saja menuduh orang lain salah, atau mengaku sebagai pihak yang paling benar, tapi sangat tidak logis jika orang mengaku sebagai yang paling mendapat otoritas Tuhan untuk membenarkan segala hal yang tidak manusiawi.


      Jalal al-Din Rumi mengatakan; “Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, aku bukan Zoroaster, dan Aku bukanlah orang Islam. Karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada 'Suatu Ruang Murni' tanpa dibatasi berbagai prasangka."


      Jalal al-Din Rumi adalah seorang filsuf yang dikagumi kalangan Muslim, meskipun pandangannya tentang ke-Tuhan-an secara keseluruhan tidak selaras dengan ajaran Muhammad, dan juga tidak selaras dengan ajaran Islam tentang salah dan benar. Islam mengacu kepada halal dan haram berdasarkan Qur’an dan Sunnah nabinya. Pertanyaan besar saya adalah; atas dasar apa kaum muslim terdidik mengagumi Rumi jika jalan pikiran sang Sufi tersebut tidak merepresentasikan ajaran islam?


      Ternyata iman membuat otak, mulut, dan perasaan muslim tidak sinkron. Meminjam istilah Safi’i Ma’arif; “Telah putus kongsi antara otak, mulut dan perasaan mereka.”


      Penelusuran mencakup ekspansi dan penyebaran islam, penyebab perang, alasannya, waktunya, tempatnya, korbannya dan orang-orang yang terlibat. Terdapat puluhan bahkan ratusan penyerangan kaum muslim terhadap kaum lain yang bahkan tidak memerangi mereka.


      Kaum muslim selalu mengklaim bahwa Muhammad berperang karena islam diperangi. Pada kenyataannya justru Muhammad yang menyerang keyakinan orang lain, lalu mereka membalas..! Dalam sejarahnya, ekspansi islam yang berdarah-darah, pertempuran bersenjata untuk menguasai wilayah lain, tercatat dan terpatri dalam literatur agama mereka sendiri. Ada dalam Qur'an, Sirah dan Hadis.


      Dalam semasa kurun waktu 23 tahun kenabian Muhammad. Hasil detail dari mempelajari riwayat-riwayat tentang hal ini ternyata sangat mengganggu perasaan saya. Dari hasil ini tampak jelas kesamaan irisan yang menggariskan antara pejuangan muslim di zaman Muhammad dan di zaman sekarang sama saja. Sama-sama radikal dan intoleran.

Komentar