Dalam diskusi di forum AI saya, Nana Padmo mengobservasi amarah Megawati Soekarnoputri sebagai demikian: “Mengerikan isi amarahnya. Sepertinya itu isi endapan hati yang terdalam… yang tidak tersensor.”
Saya sependapat dengan pengamatan Nana. Lima tahun lalu, jauh sebelum Pilpres 2024, di bulan Oktober 2019 saya pernah menulis AI tentang PRABOWO-PUAN 2024. Silahkan dibaca kembali.
****
Saya ingin menyoroti kembali kronologisnya. Tanggal 13 Juli 2019, Jokowi bertemu Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus. Ini adalah inisiatif Jokowi yang menjadi awal terjadinya “rekonsiliasi agung” (๐จ๐ณ๐ข๐ฏ๐ฅ ๐ณ๐ฆ๐ค๐ฐ๐ฏ๐ค๐ช๐ญ๐ช๐ข๐ต๐ช๐ฐ๐ฏ) Jokowi-Prabowo yang membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara, sebagaimana telah kita saksikan dan rasakan sendiri.
Setelah pertemuan Jokowi-Prabowo itu, pada tanggal 24 Juli 2019, Megawati Soekarnoputri mengundang Prabowo Subianto. Mereka ketemu di Teuku Umar— Megawati sendiri spesial memasak makanan kesukaan Prabowo.
Saya juga menulis, “Dua peristiwa ini menjadi awal terjadinya suatu ‘koalisi visioner’ yang menjangkau lebih jauh dari 2019-2024.“
Mari kita bahas. Kita tahu, ide “rekonsiliasi agung” dari Jokowi itu awalnya ditentang keras oleh kalangan DPP PDIP, termasuk Megawati. Baru setelah Jokowi memaparkan peta jalan politik strategisnya ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐๐๐ฑ๐๐ ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฒ๐ป๐๐ถ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฃ๐๐ฎ๐ป ๐ ๐ฎ๐ต๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ถ, Megawati bisa melihat apa yang dilihat Jokowi.
Ini soal mantra kepemimpinan “anak biologis Soekarno” yang diyakini Megawati. Yang harus berlanjut bukan saja di domain DPP PDI-P, tetapi juga di domain kepemimpinan negeri ini.
Megawati sepakat dengan Jokowi. Bahwa, sosok Prabowo Subianto di Pilpres 2024 akan sulit dikalahkan bila berhadapan dengan Puan Maharani. Apalagi Prabowo segera bergabung sebagai Menhan di Kabinet Jokowi. Ini artinya Prabowo akan memiliki dua profil kepemimpinan yang menjadi preferensi publik Indonesia: ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฎ๐๐ถ๐ ๐ธ๐ถ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ป๐ด๐๐ป๐ฎ๐ป atau ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฎ๐๐ถ๐ ๐ธ๐ถ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ ๐ฝ๐ผ๐น๐ถ๐๐ถ๐ธ.
Yang ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฎ๐๐ถ๐ ๐ธ๐ถ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ป๐ด๐๐ป๐ฎ๐ป misalnya Jokowi, Ahok, Risma yang sukses membangun di pemerintahan daerahnya masing-masing, atau SBY yang dianggap sukses sebagai Menko Polkam di pemerintahan pusat. Yang ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฎ๐๐ถ๐ ๐ธ๐ถ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ ๐ฝ๐ผ๐น๐ถ๐๐ถ๐ธ misalnya Prabowo dan Megawati, yang sukses membesarkan partai sebagai basis politik konstituen di Indonesia.
Megawati paham, Prabowo yang setuju menjadi Menhan-nya Presiden Jokowi, akan memiliki kedua profil kepemimpinan tersebut. Di 2024, Prabowo adalah pemimpin bebasis kinerja politik sekaligus pembangunan. Lengkap!
Maka Megawati akur dengan visi politik Jokowi terkait kepentingan Puan Maharani ini. Di 2024, Prabowo jadi RI-1 dan Puan Maharani RI-2. Strategi ini untuk mendongkrak elektabilitas Puan sendiri. Dalam bahasa Bambang Pacul, ini artinya Prabowo menjadi “galah” bagi sosok “korea” yang namanya Puan Maharani.
Dari posisi RI-2, tidak sulit bagi Megawati untuk mendongkrak Puan ke posisi RI-1 di kemudian hari, sekaligus membuktikan kesaktian mantra “anak biologis Soekarno” yang diyakininya.
****
๐๐ถ๐ต ๐ต๐ฉ๐ข๐ต ๐ธ๐ข๐ด ๐ต๐ฉ๐ฆ๐ฏ. Yang berbeda dengan ๐ช๐ต ๐ช๐ด ๐ฏ๐ฐ๐ธ. Realitas-realitas politik yang berkembang memang diluar kendali siapapun, sebab pikiran dan pilihan publik konstituen memang tidak bisa diatur-atur. Itulah keajaiban demokrasi.
Kemudian memang terbukti, di bulan-bulan awal 2022, kampanye “Kepak Sayap Kebhinekaan” ร la Puan hanya berada di kisaran elektabilitas 1%-an saja. Dan konsisten di kisaran itu, seperti ditunjukkan oleh Survei Litbang Kompas bulan Oktober 2022. Sedangkan elektabilitas Ganjar Pranowo sudah di angka 23%.
Di bulan Oktober 2022 itu juga Presiden Jokowi bertemu dengan Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor (8/10/22). Jokowi ingin agar sosok Puan Maharani di posisi RI-2 digantikan dengan Ganjar Pranowo. Megawati menolak.
Sejarah sejak Oktober 2022, selanjutnya telah dituliskan. Di triwulan pertama 2023, Megawati akhirnya setuju mengganti Puan dengan Ganjar, asalkan di posisi RI-1. Harga mati!
Dan hari ini, kita lihat, Jokowi justru menjadi korban dari upaya rekonsiliasinya sendiri yang sukses mengantar bangsa ini bersatu untuk melanjutkan pembangunan dalam Visi Indonesia Emas 2045.
Bahkan di ๐ช๐ฏ๐ซ๐ถ๐ณ๐บ ๐ต๐ช๐ฎ๐ฆ, Jokowi yang sudah bukan Presiden RI, namun masih sah sebagai pemegang KTA, masih terus mengupayakan rekonsiliasi dengan partainya. Tetapi dijawab dengan SK 1649/KPTS/DPP…, yang resmi ditandatangani oleh Megawati Soekarnoputri.
Melalui SK pemecatan itu, Jokowi telah menunjukkan dirinya tidak pernah meninggalkan PDIP. Tetapi publik tahu, selama 10 tahun pemerintahannya, Presiden Jokowi dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit.
Antara membela kepentingan bangsa dan negara (VIE 2045) dan kepentingan PDI-P. Jokowi memilih yang pertama.
-JHW
Komentar
Posting Komentar