Banyak orang mengira bahwa ilmu administrasi di Indonesia baru ada setelah penjajah Belanda hadir. Sedangkan ilmu manajemen baru tahun 60-70 an.
Orang orang konsultan dan kontraktor konstruksi bangunan sangat paham bagaimana rumitnya sistim administrasi dan manajemen proyek.
Saya berpendapat orang Indonesia sudah
mempraktekan teknik Arsitek, teknik Sipil, teknik. Geologi serta ilmu Administrasi dan
Manajemen minimal sejak dibangunnya
candi Borobudur.
Apa alasannya?
Candi Borobudur dibangun sekitar 770 Masehi. Merupakan bangunan spektakuler yang memadukan berbagai ilmu dan teknologi dan aspek aspek spiritual sehingga menjadi suatu bangunan utuh.
Dari bentuk nya yang simetris jika dilihat dari udara, sudah menunjukkan adanya ilmu arsitek dengan unsur estetika yang tinggi.
Mustahil untuk membuat desain yang simetris dan estetis tidak menggunakan perhitungan matematika. Sejak desain dibuat, tentu berlanjut pada tahap membuat perencanaan dan perhitungan jumlah material, tenaga kerja, konsumsi dll yang dibutuhkan. Tentu semua membutuhkan ilmu perhitungan dan forecasting. Pencatatan pencatatan tentu sudah dimulai.
Borobudur dibangun ditanah berbukit. Tentu dituntut ilmu tanah atau geologi untuk memastikan bangunan stabil tidak longsor.
Untuk membangun Borobudur dibutuhkan bahan baku batu kali sebanyak 55 ribu meter kubik. Untuk membuat struktur bangunan, 2.672 panel. 1.300 gambar relief, 504 arca, 72 stupa.
Dalam pembuatan semua itu dipraktekksn ilmu teknik sipil, teknik arsitek, teknik ukir dan ilmu logistik. Ilmu Administrasi tentu juga dipergunakan. Bagaimana mengatur sistimatika cerita dalam relief agar tidak duplikasi , tidak tertukar dan tetap berurutan sesuai skenario cerita, jika tidak di dukung ilmu administrasi.
Administrasi juga dipakai dalam pengaturan logistik, pengaturan tenaga kerja dan pembagian kerja, pembagjan konsumsi serta pengaturan peralatan.
Dengan cara apa dan ditulis dimana itu yang menjadi tanda tanya, berhubung saat itu belum ada kertas.
Jaman sekarang kontraktor dan konsultan menggunakan Gann chart sebagai acuan dalam manajemen proyek. Saya yakin para pimpinan proyek Borobudur juga sudah punya Sistim sejenis itu. Bila tidak bagaimana melakukannya koordinasi pekerjaan yang kompleks.
Dalam proses pembangunan Borobudur juga mustahil jika tidak mengikuti tahapan Planning, Organizing, Directinh dan Controlling.
Tentu diprakteksn pula struktur organisasi proyek dan sistim pembagian kerja sejenis job description.
Jadi dari hasil nyata yang ada, kita sudah bisa membayangkan bahwa Nenek moyang kita pada abad 7 - 8 sebenarnya sudah menguasai dan mem praktekkan beberapa disiplin ilmu teknik, termasuk administrasi dan manajemen proyek.
Dan bisa kita bayangkan saat itu belum ada semen, waterpass, kalkulator, komputer, aplikasi sejenis Autocad, 3Dstudiomax, Archicad dsbnya.
Terbayangkan betapa hebat dan cerdasnya Nenek moyang kita??
Karena di Belanda, di Portugis dan di Jazirah Arab pada abad 7 belum ada bangunan semegah dan serumit itu.
Komentar
Posting Komentar