PCR Polymerase Chain Reaction adalah teknik pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh infeksi baik bakteri maupun virus. Tujuan pembuatan teknologi ini untuk menegakkan diagnosa lebih tepat, makanya disebut golden standard, sayang nya biaya pemeriksaan PCR ini mahal. Saat ini bervariasi 800 K- 1.6 Jeti/ periksa.
Secara singkat teknis pemeriksaan PCR ini adalah mengambil sampel yang diteliti, dengan lidi swab dimasukkan ke tabung lalu di sentifuge , lalu diambil cairan paling paling bawah, dimasukkan ke tabung polimerase, membiakkan bakteri atau virus yang diteliti, lalu dikomputerisasi keluarlah hasilnya. Mahalnya cairan yang dibutuhkan membuat pemeriksaan diusahakan supaya terkumpul dulu jumlah sampel sesuai jumlah cairan polimerase yang dipakai, karena sekali buka tutup botol cairan tidak boleh disimpan harus sekali pakai, agar tidak mubazir.
Pada tahun 1999, bersyukur berkesempatan dilibatkan memperkenalkan tehnik PCR ini oleh tim CDC Atlanta bersama Gen Probe California, kepada dua pusat penelitian Litbangkes di RSCM Jakarta dan RS Soetomo Surabaya untuk uji coba pemeriksaan sekret kelamin, menegakkan diagnosa penyakit apakah disebabkan GO atau Chlamidya Trachomatis ( CT ).
Saat itu, Ketika saya tanya para kolega dokter untuk menggunakan PCR jika menghadapi pasien yang diduga GO atau CT, apa jawab mereka ?
Mahal bangat Bosss mending gunakan pendekatan syndrom, pendekatan gejala, udah jelas kok ada nanahnya, ada riwayat " coitus suspectus" nya tiga hari sebelum muncul keluhan, langsung diberi obat saja ngapain ribet, kasihan pasiennya. Saya ulangi Kasihan pasiennya.
Untuk yang jelas jelas pengobatannya ada "drug of choise" nya, ada obat pilihannya, membunuh kuman penyebab, para kolega punya pilihan bijak yang rasional mantap, hebat bukan?
Nah muncul lah pandemi, yang didahului oleh sebuah drama kolosal yang menakutkan, yang disebabkan oleh virus yang tak ada obatnya, namun diagnosa harus ditegakkan dengan tehnik PCR yang mahal, supaya tepat , hanya untuk tahu, pengen tahu, setelah tahu gak ada obat tokcer untuk membunuh virusnya, rasional kah?
Betapa mahalnya biaya ketakutan itu
Coba hitung berapa biaya yang tersedot untuk PCR hingga saat ini, ambil paling gampang jumlah total kasus di Indonesia data terakhir 17 juli hari ini adalah 2.780.803 dikali 800.000 total 2.224.642.400.000, itu yang tercatat, belum ditambah dari data pemeriksaan PCR kebijakan perusahaan, kantor dan orang yang pengen tahu hanya karena penasaran, ketakutan , bisa total 10 T.
Setelah tahu penyebab pasti then what? Lalu apa?
Pada akhirnya kan upaya yang maksimal dapat dilakukan adalah meningkatkan immunitas tubuh,upaya yang dilakukan selama perawatan kebanyakan supportive mengembalikan kekebalan tubuh, mencegah supaya tak saling menularkan. Bukankah lebih bijak dan rasional pemeriksaan PCR itu diperuntukkan bagi orang yang gejala berat, yang dirawat di RS? Sudah setahun lebih kita berdansa dengan pandemi, sudah cukup pengalaman untuk membuat kebijakan untuk menata bijak penggunaan PCR yang rasional.
Coba iseng ketik PCR, yang muncul bikin bulu berdiri, tawaran irrasional marketing PCR yang menawarkan pemeriksaan paket aneka jenis, paket silver , paket gold dan paket premium dengan variasi harga jutaan rupiah. Ini sudah salah kaprah, ini masalah pandemi ini bukan paket pemuas nafsu.
Bijaklah menggunakan pemeriksaan RT dan PCR, gunakan rasionalitas mu mengatasi kepanikan dan ketakutanmu, gunakan akal sehat menyikapi semua hal, baik informasi pemeriksaan, informasi obat.
Jika muncul gejala bertanyalah ke dokter, dokter yang baik sangat mempertimbangkan perlu atau tidak pemeriksaan PCR di gelombang kedua ini, terutama di DKI Jakarta dan sekitarnya, sebab menurut penelitian sahabat saya , hampir 50% penduduk DKI sudah pernah terinfeksi virus pandemi , nahh looo 💃 bisa panjang nih ceritanya, tapi udah dulu ya.
Oh ya tadi malam si A mengeluh, kok tabungan saya terkuras, padahal gak beli apa apa....
Lalu temannya si B menjawab, berapa kali loe rapid test dan PCR sebulan ? Sadar loooeee.
Uppssss
Tetap prokes ketat, kejar segera vaksinasi supaya 17 Augustus 2021 kita lepas masker.
Selamat Pagi
Komentar
Posting Komentar