Benjamin Netanyahu memulai karir dengan pencapaian yang diidamkan banyak orang. Lulus kuliah dari MIT dan bekerja di Boston Consulting Group, Bibi adalah salah satu pemimpin Israel paling cemerlang. Fasih berbahasa Inggris dan elokuen dalam menyampaikan pesan, Bibi menjadi Perdana Menteri terlama dalam sejarah Israel.
Dia adalah pemimpin pertama yang lahir setelah Israel merdeka. Kedua orang tuanya penganut Yahudi sekuler yang tak menganggap penting agama. Bibi memulai karir politiknya pada tahun 1980an, dengan menjadi perwakilan tetap Israel di PBB. Tak butuh lama di politik, dia berhasil memimpin Likud, partai berhaluan Kanan terbesar di negeri Yahudi itu.
Di bawah kepeminpinannya, Bibi menghentikan dominasi partai Buruh, yang menguasai Israel sejak negeri itu merdeka. Pada Pemilu 1996, dia mengalahkan Shimon Peres, dan menjadi PM termuda dalam sejarah Israel. Di bawah kendalinya, Likud menjadi partai Kanan yang disukai dan dibenci oleh orang Arab dan Israel sekaligus.
Sebagaimana umumnya anggota Likud, Bibi tak mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Dia tak tertarik dengan solusi dua negara. Baginya, tanah Israel tak terbagi. Alih-alih membuka dialog damai dengan Otoritas Palestina, Bibi mencanangkan program aneksasi di Tepi Barat, yang memicu sengketa tanah dan berujung pada krisis Gaza pada bulan Mei lalu.
Tokoh-tokoh Hamas "menyukai"-nya, karena Bibi adalah alasan paling kuat untuk Hamas terus relevan. Sebagian warga Israel jengkel karena langkah-langkahnya yang kerap gegabah. Tapi, dia juga dicintai karena berhasil membawa Israel menjadi negeri makmur dan maju dalam sains dan teknologi. Dengan segala kontroversinya, Bibi tercatat sebagai pemimpin Israel yang paling banyak menandatangi perjanjian damai dengan dunia Arab.
Tak ada pemimpin Israel yang bisa menyatukan kelompok-kelompok yang saling bertentangan kecuali Bibi. Dialah alasan bersatunya kelompok ultra-Kanan, partai-partai Kiri, dan partai Islamis dalam satu koalisi untuk menghentikannya. Koalisi paling aneh dalam sejarah Israel.
Kemarin, koalisi pelangi itu mendapatkan kepercayaan dari Knesset, untuk mengakhiri petualangan Bibi sebagai Perdana Menteri. Pria cemerlang itu tertunduk lesu, merasa dikhianati oleh teman-teman dan mantan anak buahnya.
Selamat tinggal, Bibi.
Komentar
Posting Komentar