Melatih Mata Batin

 Just sharing dari grup saya di sebelah, dari mas lufti, master esoteris baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. 


Sayang beliau hilang, tak ada kabar, alih profesi jadi pengusaha. 


Bogor, 18 September 2014


Melatih kepekaan versi Mas Lutfi Dinamika :


Peka itu macam2 dan ga bisa dipaksakan, kecuali dengan bantuan entitas, tapi tetap bisa dimaksimalkan, ada yang peka nya di fisik ada yang di batin. dulu saya belajarnya untuk peka di fisik, pemula biasanya disuruh menghidupkan syaraf di telapak tangan.


caranya siapkan 2 mangkok, 1 mangkok air hangat(cenderung panas) , 1 mangkok es batu/balok es.

celupkan telapak tangan beberapa detik di air es, lalu segera pindah celupkan ke mangkuk air hangat, dilakukan berulang, kalau mangkuk air hangatnya terasa mulai dingin, ganti dengan yanglebih hangat/panas biar syaraf tangan lebih 'hidup'. sy ga bilang ini cakra atau bukan, krn sy baru tau cakra ya di facebook ini, pokonya spt itu istilahnya syaraf tangan (maklum cara jadul).


kalau beberpa waktu sudah berlatih dgn mangkok, bisa melatih yang halusan, meraba lembut rasanya pasir, meraba permukaan air, disentuhkan sedikit saja di telapk tangan, diingat2 rsanya, setelah itu meraba kasar pasir spt anak kecil bermain pasir dgn tangan, berulang latihan meraba lembut dan kasar dengan media pasir dan tanah, itu dasaran melatih pekanya telapak tangan, versi manual


Mata Ke 3 :


Yang saya kenal mata bathin istilahnya, lokasinya di batin apa tidak sy juga kurang faham teorinya, tapi untuk melatih kepekaan bathin (istilah saya) cara mudahnya dengan mengolah rasa, gampangnya dengan 'niteni' / mengingat. mengingat kejadian apapun dari hal yang sederhana, misalnya mengapa daun bergeraknya agak aneh, yang lain bergerak di tiup angin, tapi dia diam sendiri. jadi pandangan mata (fisik) pindahnya pelan2, ga melihat sekilas2 tentang kejadian apapun. mengapa ada burung berkelompok terbang, di belakang nya ada kelompok kecil yag terpisah, dll. 


mengolah rasa, mengolah kepekaan bathin, nantinya terbiasa dengan perubahan alam, cuaca, bukan untuk ditebak2, setidaknya sebagai pengingat untuk kita alam sudah memberikan'SIGN' yang terbaca hany orang yang waskita. 


selain untuk membaca alam, juga membaca gestur manusia, perubahan gestur orang lain diajak ngobrol ada keringat menetes sedikit di ujung pilipis, dll. kalau rasa sudah terlatih, tubuh sudah terbiasa, sentuhan dengan entitas pun bukan hal susah, cuma melatihnya ini agak lama.


Pucuking Grono :


Istilah panjang, saya nukil pendeknya saja "....., MANDHENG ING PUCUKING GRONO, ....." / melihat satu titik di ujung hidung ,

ada 2 perkara ttg ini . secara TEKNIK, ini cara hening paling dasar, tidak dengan menutup mata. krn kalau menutup mata, cenderung bola mata jelalatan, memandang kesana kemari mengejar sensasi /guratan cahaya, ga ada bedanya dengan mata terbuka. tapi memandang ujung hidung adalah fokus, mata sedikit saja terbuka ke bawah.


Tentang hening di waktu tertentu, sekian menit, itu bagian dari tatacara/ritual yang mgkn bisa berbeda2 tiap penghayat/penganut.


Mengolah rasa dengan fokus saat hening diharapkan nanti saat lepas hening, efek meditatifnya masi akan kebawa, pembawaan jadi tenang walaupun suasan ricuh. 


Di agama Budha, seorang Bikhu sangat aplikatif dalam hal ini, walaupun gimana, pembawaan mereka tenang, memandang sopan ke bawah, pandangan matanya ga jelalatan. itu juga bagian olah rasa yang niteni/mengingat, terbiasa memandang sesuatu agak lama dari kebanyakan orang yang biasanya hanya sekilas

perkara ke-2 tentang FILOSOFI, memandang ke ujung hidung itu pawujudan dari "andhap ashor" /menundukkan kepala/rendah hati.


Nb : di edit ulang supaya enak dibaca. 


Profil Mas lufti :


Nama aslinya, saya tidak tahu, karena secara tradisi, banyak master yg memang menyembunyikan nama, hanya pakai nama samaran saja. 


Beliau belajar esoteris, jadi namanya esoteris, semua yg "rahasia" Di pelajari, bukan sekedar reiki-reikian saja. 


Beliau kalau diibaratkan, di suruh terjun ke sumur oleh gurunya, nggak akan nanya dan nggak akan mikir, langsung terjun saja. 


Grupnya beliau rata-rata bisa " Ngobrol " Dengan pelaku sejarah "masa lampau" Bahkan anak kecil sekalipun.

Komentar