Pengaruh HTI dalam rimba perubahan politik.
Semakin kita menolak HTI dan bahkan pemeritah membatalkan izinnya, semakin militan kader HTI. Justru dengan adanya pencabutan izin HTI, kegiatan lebih aman dan sulit dimitai pertanggungan jawab secara organisasi. KIta hanya curiga Kadrun atau apalah. Sementara kader HTI secara grilya terus melakukan panetrasi. Jaringan HTI itu sudah masuk ke seluruh sendi. Dari aparatur pemerintah tingkat pusat, sampai daerah. Dari BUMN sampai BUMD. Bahkan di kalangan perwira muda banyak sudah terpengaruh dengan HTI dan mereka aktif lewat kajian Al Quran.
Contoh aja, dulu pernah DKI mengundang LSM akfitis HTI dalam acara seminar. Setelah viral, Anies batalkan undangan itu. Alasannya mereka engga tahu kalau LSM itu terkait HTI. Padahal nama pimpinan LSM dan nama LSM itu sendiri semua sudah tahu aktifitasnya. Apakah setelah dibatalkan, selesai urusannya? tidak. Kegiatan di lingkungan DKI melibatkan kader HTI jalan terus. Kemarin Pemda BaBel menginstruksikan agar semua siswa SMU di BaBel membaca buku tulisan Felix. Setelah vira, akhirnya dibatalkan istruksi itu. Apakah selesai? engga, Itu jalan terus. Apalagi tidak ada uang APBD keluar.
Geragakan HTi gerakan tanpa bayangan. Mereka secara hukum tidak eksis namun secara tekhnis mereka ada di mana mana. Cara pendekatan mereka bagus sekali. Kepada pejabat BUMN mereka masuk dengan solusi Khilafah yaitu mempertahankan hak monopoli BUMN. Dan ini disambut oleh pejabat BUMN yang stress akibat persaingan dengan swasta dan asing. Kepada Pemda, mereka datang dengan solusi khilafah : kebebasan anggaran untuk orang miskin.
Bagi pejabat Pemda yang stress di awasi KPK ini solusi tepat. Kepada mahasiswa dan siswa mereka menjanjikan jaminan Allah bahwa hanya khilafah membuat negara makmur. Mahasiswa dari kalangan keluarga tidak mampu, solusi ini sesuatu banget untuk diperjuangkan. Singkatnya mereka masuk dengan agenda berbeda sesuai dengan level yang jadi targetnya untuk dibina, termasuk di kalangan militer dan pemerintah pusat.
Saya tahu banyak pengusaha yang kesulitan akibat adanya reformasi ekonomi Jokowi, mau saja membantu gerakan HTI. Apalagi mereka datang dengan proposal akademis. Para pengusaha itu berfantasi kehidupan akan sama dengan era Soeharto. System kekuasaan yang kuat terpusat. Dalam system khiliafah pihak yang berbeda dianggap tidak setia atau menolak baiat.Kalau protes maka wajib dipenggal. Sama dengan pak Harto, wajib di karungi. Yang tentu membuat pengusaha rente menikmati kemelimpahan sumber daya negara.
Saat sekarang ini ditengah pendemi, citra pemerintah benar benar terpuruk. Apalagi Menko Polkam, mengeluarkan statemen” tidak tahu kapan covid akan berakhir. Dan SMI ketika ditanya pengusaha, kapan berakhir covid ? Dengan singkat SMI jawab “ Tidak tahu”. Dari WA saya dapat share tulisan kader HTI, yang intinya bahwa covid ini sebagai bentuk Allah engga ridho kepada pemimpin dan system yang ada di Indonesia. pemerintah lemah dan tak berdaya karena mereka mengingkari firman Allah.
Kalau anda mempelajari perubahan kekuasaan di Mesir dan akhirnya sukses menjatuhkan Hosni Mubarak, dan tampilnya Ikhwan sebagai leader lewat pemilu. Akhirnya dijatuhkan oleh gerakan HT bersama ormas pendukung yang dibantu Militer, sehingga melahirkan kekuasaan dari kalangan militer. Sepertinya keadaan HTI di Indonesia sekarang engga jauh dengan yang di Mesir. HT yang bergerak di bawah tanah. Partai islam yang dapat keuntungan secara formal. Namun setelah berkuasa, gerakan HT akan menggunakan pengaruhnya di masyarakat untuk menjatuhkan penguasa dari partai islam, yang tentu dibantu oleh militer. Militer lah yang berkuasa.
Komentar
Posting Komentar