Asupan Gizi Makro nutrien

 Beberapa minggu ini aku mengorek data tentang konsumsi makronutrien orang Indonesia. Hasilnya cukup membuat dahiku keriput. Boleh dibilang bahwa rata-rata asupan gizi orang Indonesia ini jauh dari kata ideal, ga heran kalau kasus stunting di Indonesia ini masih banyak.


Konsumsi makanan sumber protein tinggi (di sini saya wakilkan sebagai daging, karena selain kadnungan proteinna yang tinggi, kelengkapan proteinnya juga baik) orang Indonesia itu hanya 11,6 kilogram per orang per tahun. Jauh di bawah negara tetangga kita, Malaysia yang mencapai 56 kilogram per orang per tahun. Bahkan dengan beberapa negara di Afrika saja kita kalah jauh. Iya, Afrika. Benua yang mungkin dikira banyak masyarakat kita sebagai sarang kasus busung lapar itu ternyata memiliki angka konsumsi daging per kapita sebesar 12,67 kilogram per tahun.



Padahal daging, merah atau putih, itu kaya akan vitamin dan mineral, terutama zat besi yang sangat dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan. Banyak hasil penelitian yang menyebutkan bahwa kadar zat besi dalam darah ibu hamil berkorelasi kuat dengan tumbuh kembang sistem saraf bayi sampai 1000 hari pertama kehidupannya. Periode ini adalah periode emas perkembangan otak anak.


Lalu apa yang banyak dimakan orang Indonesia kalau bukan daging? Pasti sayur dan buah? Ehm, bukan juga. Konsumsi sayur dan buah kita itu juga sangat rendah. Dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kurang dari 5% penduduk Indonesia yang mengkonsumsi sayur dan buah sesuai rekomendasi otoritas kesehatan. Bahkan tergolong paling rendah se-ASEAN. Padahal sayur dan buah itu kaya vitamin dan mineral. Sayur hjau itu banyak mengandung asam folat yang penting bagi tumbuh kembang sistem saraf selama fase embrio.


Lah terus makan apa dong banyakan? Aku curiga yang paling banyak dimakan masyarakat kita adalah nasi, tepung, kecap, minyak sawit dan micin saja. Ini PR besar bagi pemerintah kita ke depannya kalau ingin membangun SDM yang berkualitas agar mampu bersaing dengan negara lain. Tidak cukup hanya sistem pendidikan saja yang diperbaiki, tapi kualitas biologis subyek sistemnya  juga perlu diperbaiki, salah satunya melalui perbaikan nutrisi.

Komentar