Politik Drama Kelas Atas

 Politik


Waktu terjadi aksi 411 yang mendatangi istana dengan jumlah manusia menyemut, kita sempat bertanya. Apa iya pemerintah lemah sehingga mudah sekali diancam oleh massa. Kemudian aksi 212 juga terjadi. Terpaksa presiden meladeni aksi massa itu dengan berpayung ditengah hujan deras presiden mendatangi massa. Mungkin ini kali pertama aksi massa yang sukses menekan presiden. Apa yang terjadi FPI, FUI dan lain lain merasa diatas angin dan hidung besar. Aksi itu bisa memastikan Ahok kalah sebelum pilgub.  Dan bahkan masuk penjara. Mahal kan orngkosnya.


Tapi tahukah anda, apa yang terjadi setalah aksi itu ? Presiden bisa dengan mudah keluarkan Perpu Ormas. HTI bubar. UU ITE direvisi. Hitung berapa dai provokator masuk penjara karena UU itu.  UU anti teror disahkan. Padahal konstitusi itu semua sudah diperjuangkan sejak era tahun 2002. Namun selalu gagal oleh koalisi partai Islam. Untuk memaksa secara politik, maka partai nasionalis perlu merekayasa drama kolosal. Hebatnya dalam politik,  aktor tidak sadar dia ada dalam design drama  politik. Kerena sutradara sangat smart memframing situasi dan kondisi,  sehingga aktor masuk jebakan. Dan skakmat.


Two state solition untuk Palestina datang dari PBB. Diakui  oleh OKI.  Singkatnya Israel kalau ingin diakui sebagai negara maka dia harus akui Palestina sebagai negara berdaulat. Titik. Israel jelas keberatan. Itu disampaikan sejak usai perjanjian Oslo. Namun PBB tidak mau tahu. Segala upaya diplomasi Israel kandas. Lantas bagaimana mematahkan Two state solution itu ?ya Israel menggunakan pasal peralihan dalam kesepakatan Oslo. Yaitu memungkinkan dibukanya perundingan kedua belah pihak bila ada penolakan dari rakyatnya. 


Ya kehadiran HAMAS yang menolak kesepakatan Oslo membuat jalan Palestina merdeka berdaulat sesuai koridor PBB, Two-state solution kandas sudah.  Semua negara Arab dan OKi termasuk pak Jokowi berusaha membujuk Hamas agar  bersatu untuk mencapai Two state solution. Tapi Hamas semakin garang. Semakin meningkatkan tekanannya di wilayah Gaza lewat jihad islamiah. Dan ini memprovokasi  Israel melakukan aksi polisionalnya di Gaza. Semua itu nampak real dan logis. Padahal semua  itu drama. 


Kita yang awam tetap tidak akan sadar kalau itu adalah drama. Walau faktanya  kita tahu karana itu jalan menuju kemerdekaan Palestina yang sudah disediakan PBB gagal. Hebatnya, Israel gunakan issue agama agar gerakan Hamas tidak bisa dinarasikan dengan akal sehat. Selagi ada orang tidak waras maka selama itu jalan perundingan damai tidak akan terjadi.  Pak Jokowi mengecam Israel, tapi sebenarnya mendesak rakyat Palestina mengusir  HAMAS. Dan jalan kemerdekaan buat Palestina terbuka lagi.

Komentar