Mastermind ISIS
“ Anda harus bertemu dengan orang ini” Kata agent CIA kepada Abu Musab al-Zarqawi dalam pertemuan di Riyad. Agent CIA itu memperlihatkan photo Anbari.
“ Apa kelebihannya ? sehingga begitu penting” Kata Zarqawi.
“ Dia Lahir tahun 1959 dari keluarga Turk keturunan Arab dan Armenia. Di dalam darahnya ada Yahudi, yang dikenal cerdas. Dia sarjana Studi islam, Universitas Baghdad. Setelah lulus sarjana, selama 7 tahun dia bergabung dengan angkatan perang Irak. Dia juga terlibat di garis depan selama perang Iran-Irak. Baginya, sekularisasi adalah kutukan bagi islam. Narasi sekterian sangat dia kuasai. Karenanya dia paham bagaimana memanfaakan emosi anti Syiah sebagai cara efektif untuk menarik dukungan kaum Sunni.
Dia orator yang berbakat dan ahli Syariah. Dia juga seorang pendidik yang baik. Dia memang pernah menjadi guru sekolah setelah keluar dari dinas militer. Cara dia memotivasi orang untuk militan sangat piawai. Konon katanya, dia hanya butun 3 jam untuk mencuci otak orang agar siap mati sahid. Dia juga pejuang yang cerdik dan tahu bagaimana mencapai obsesinya mendirikan khilafah Islam. Bahwa tanpa dana perjuangan akan sia sia. Dia butuh Amerika. “ Kata Agent CIA.
***
Baghdad, musim semi tahun 2002. Abu Musab al-Zarqawi tiba di Irak Utara dari Afghanistan. Tujuan kedatangnnya adalah untuk bertemu dengan Anbari yang sudah dia kenal reputasinya namun dia sendiri tidak pernah dekat secara pribadi dengan Anbari. Dia tahu Anbari tahun 1998 pernah jadi gerilyawan di Afghanistan. Sebulan setelah kedatangannya di Baghdad, melalui koneksinya dengan kelompok jihadis Kurdi Ansar al-Islam, dia diatur bertemu dengan Anbari
Pertemuan itu sangat penting. Karena dia ingin membangun jaringan dukungan pro AS dalam rangka rencana invasi AS ke Irak. Bagi Anbari, bertemu dengan Zarqawi adalah kehormatan tersendiri. Maklum Zarqawi adalah orang kepercayaan Osama Bin Laden, pimpinan puncak Al Qaeda. Dia butuh Al Qaeda untuk mendapatkan dana bagi perjuangannya.
“ Saya tidak mempercayai Sadam Husein yang katanya anti Amerika, namun dia juga anti Kurdi. “Kata Anbari
“ Bukankah Sadam Husein telah mengkampanyekan Iman Islam, dan memobilisasi sukarelawan untuk merebut Yarusalem dan mengusir Yahudi dari kota Suci.” Zarqawi mencoba menetahui penyebab ketidak sukaan Anbari terhadap Husein.
“ Ya tetap saya tidak percaya. “
“ Apa yang anda perlukan untuk menghadapi Husein?
“ Saya perlu uang untuk membeli senjata. Saya bisa mengerahkan kelompok jihad yang ada di Irak untuk ikut memerangi Sadam Husein dan partai Baath nya“
Dari pertemuan itu, Zarqawi berkomitmen memberikan bantuan kepada Anbari. Bantuan itu diberikan dalam posisi Zarqawi sebagai orang Al Qaeda di Yordania. Tapi sebetulnya pertemuan itu digagas oleh CIA. Semua detail operasional dilakukan harus mengikuti program CIA.
***
Setelah pertemuan itu, hubungan antara Zarqawi dan Anbari semakin akrab. Anbari memang mentunaikan janjinya kepada Zarqawi untuk melibatkan jaringan bawah tanahnya Jama'at al-Tawhid wal-Jihad berhadapan dengan Rezim Sadam Husein. Ia juga berhasil menarik perwira senior Irak dan elite politik Baath untuk bergabung, seperti Abu Muslim al-Turkmani. Terbukti invasi AS ke Irak berhasil tanpa perlawanan berarti dari Tentara Sadam Husein. Tentu bagi CIA ini prestasi hebat bagi seorang Zarqawi.
Setelah invasi Irak 2003, Anbari berangkat ke Afghanistan bertemu dengan pimpinan Al Qaeda. Anbari didokrin untuk melaksanakan program Al Qaeda sesuai agenda AS setelah invasi Irak. Namun Anbari menolak. Dia tidak mau jadi anjing piaraan dari budak AS. Pada musim panas tahun yang sama. Dia kembali lagi ke Irak, provinsi Sulaymaniyah Kurdistan Irak.
Kepada sahabatnya, Abu Muslim al-Turkmani, dia utarakan tekadnya. “ Kita harus memancing perhatian AS kepada kita. Pada waktu bersamaan, kita bisa singkirkan elitet Al Qeada. Setelah itu kita berada pada sumber daya keuangan yang besar untuk mencapai tujuan mendirikan khilafah”
“ Caranya bagaimana “ Kata Turkmani.
“ Kita harus mendirikan pusat pelatihan militer untuk para gerilyawan jihadis. Ini akan menarik kelompok jihadis sunnni yang ada di Irak, seperti Ansar al-Islam. Mereka kita jadikan wadah untuk Eksistensi kita. Kemudian kita gabungkan dengan Jamaat Ansar al-Sunna. “ Kata Anbari. Dia tahu Abu Muslim al-Turkmani sangat ahli dalam militer. Dia pernah bertempur bersama sama dengan Turkmani waktu perang Iran-Irak
“ Kalau mereka tidak mau bergabung ?
“ Ya tinggalkan mereka. Kita kembali bergabung dengan AL Qaeda. Selanjutnya, hancurkan agenda Laden yang ingin bergabung dengan Iran. Serang dimanapun orang siah ada. Serang dimanapun orang Ikhwanul Muslimin. “
Setelah itu Anbari melaksanakan idenya. Ia membanguni kelompok gerilyawannya sendiri, di sekitar Tal Afar. Benarlah. Abu Abdullah al-Shafi’i meminta Anbari bergabung dengan Ansar al-Islam. Setelah Anbari bergabung, Ansar al-Islam berkembang menjadi Jamaat Ansar al-Sunna dan Anbari ditunjuk sebagai kedua dewan syuro. Dia membujuk terjadinya merger dengan Jama'at al-Tawhid wal-Jihad. Merger ini gagal. Karena pimpinan Jamaat Ansar al-Sunna, tidak sependapat dengan Abu Musab al-Zarqawi yang memimpin al-Tawhid wal-Jihad. Anbari sangat kecewa. Dia anggap para pemimpin kelompok ekstrimis Islam tidak cerdas berjuang. Ini hanya masalah waktu akan dihabisi oleh musuh.
Karena itu dia keluar dari Jamaat Ansar al-Sunna. Perhatiannya kembali diarahkan kepada Al Qaeda. Dia menyatakan setia kepada Zarqawi, dan bersedia menerima tawaran Al Qaeda seperti waktu dia bertemu di Afghanistan. Tahun 2004 Zarqawi diangkat sebagai pimpinan Al Qaeda di Irak dan wakilnya Anbari. Anbari sebagai ketua Dewan Syuro di Irak utara dan wakil al-Zarqawi di Mosul.
Zarqawi tidak sadar akan siasat Anbari. Target Anbari hanyalah menarik perhatian boss besar AS kepadanya untuk dapatkan dana dari Arab Saudi dan pada waktu bersamaan menyingkirkan elite Al Qaedah termasuk Osama bin Laden. Dia sangat paham, kelompok jihadis Sunni hanya focus kepada perjuangan menegakan khilafah Islam. Mereka tidak tertarik dengan Al Qaeda.
Anbari mengarahkan gerilyawan sunni di Tal Afar melakukan aksi teror. Siapa pun yang dianggap sesat atau obstruktif harus dihabisi. Mereka menyerang Syiah, anggota Ikhwanul Muslimin, dan informan lokal terlepas dari suku apa mereka berasal. Bahkan Anbari berencana menyerang warga sipil Syiah dan tempat-tempat ibadah. Zarqawi berkali kali menegur Anbari akan ulah grilyawan sunnni itu. Tapi Anbari beralasan dia sebagai elite al Qaeda tidak punya kendali terhadap mereka. Kecuali dia dapat dana besar untuk mengajak grilyawan itu bergabung. Mereka hanya percaya kepada dia, bukan kepada Al Qaeda.
Zarqawi ditegur keras oleh Pimpinan puncak Al Qaeda. “ Kamu tidak bisa kendalikan Anbari. Tidak lagi berjuang sesuai agenda AL Qaeda. Unisoviet sudah keluar dari Afghanistan. Perang di Afghanistan selesai. Suplai uang dari AS berkurang. Sekarang kita butuh Iran. Menyerang orang syiah, itu kebodohan. “ Kata Osama Bin Laden minta agar Zarqawi focus kupada perintah Al Qaeda, bukan mengikuti agenda Anbari.
Zarqawi tidak sepenuhnya mendengar Laden. Karena dia sudah mulai terpengaruh dengan agenda Anbari. Bagaimanapun, Laden sangat menghormati Ikhwanul Muslimin. Dia mengenal pertama kali Jihad dari IM. Memuja pemikiran Yusuf al-Qaradawi. Tetapi Laden sendiri tidak bisa menyingkirkan Zarqawi. CIA sangat menyukai Zarqawi. Ia dianggap asset yang berharga bagi CIA. Karena memang track record Zarqawi anti Syiah. Berpengalaman dalam operasi teror terhadap kepentingan Iran.
Perseteruan dengan pimpinan Puncak Al Qaeda semakin memanas. Pada akhir 2005, Zarqawi mengutus Anbari ke Pakistan untuk melunakan pimpinan Al Qaeda. Tidak sepenuhnya berhasil. Itu sebabnya kembali dari Pakistan, Zarqawi mengusulkan kepada Anbari untuk mengabungkan semua grup ekstrimis Sunni kedalam Al Qaeda Irak. Anbari setuju. Ide ini pada tahun 2006 melahirkan Dewan Syuro Mujahidin (MSC) dimana Anbari sebagai ketua. Ia menggunakan nama alias barunya, Abdullah Rasheed al-Baghdadi.
Saat itu wacana berdirinya khilafah Islam sudah mengemuka dan tujuan mendirikan khilafah semakin dekat. Ini disikapi keras oleh Pimpinan Puncak Al Qaeda. Hubungan Al Qaeda dengan Zarqawi semakin buruk. Anbari kawatir bila rencananya hancur oleh ketidak sukaan pimpinan puncak Al Qaeda.
Pada Februari 2006, Anbari melakukan perjalanan ke Pakistan dengan nama samaran Abu Musab al-Zarqawi untuk bertemu dengan para pemimpin al-Qaeda
“ Bahwa khilafah islam dan anti syiah hanyalah alat perjuangan. Itu sangat penting mempersatukan semua grup ekstrimis islam di Irak dalam satu panji Al Qaeda. “ Kata Anbari berusaha menjelaskan situasi di Irak.
“ Tetapi mengapa para pemimpin Ansar al-Sunnah yang mengkritik Zarqawi.” Kata Pimpinan Al Qaeda.
“ Itu tidak benar. Mereka semua ada dibawah kendali saya. Anda semua harus percaya kepada Zarqawi.”
“ Masalahnya CIA tidak lagi mempercayai AL Qaeda Irak. Zarqawi jadi target AS untuk dihabisi. Karena dianggap lemah terhadap kelompok Jihadis Sunni dan sudah sulit dikendalikan. “ Kata pimpinan Al Qaeda dengan geram. Sejak saat itu keretakan hubungan Anbari dengan Al Qaeda sudah nampak. Mereka Saling curiga.
Pada 16 April 2006 Anbari ditangkap di Yusufiya. Ia ditempatkan di penjara Abu Ghraib untuk kedua kalinya. Orang-orang Amerika percaya bahwa dia adalah amir Tal Afar tetapi tidak mengetahui identitas dia yang sebenarnya. Ketika Anbari dalam penjara, pada bulan Oktober 2006 dia proklamirkan berdirinya Negara Islam Irak ( ISIL) atas inisiatif dari Dewan Syuro Mujahidin yang merupakan perwakilan dari grup grup ekstrimis sunni yang ada di Irak.
Tiga bulan Anbari di penjara atau bulan juli 2006, Zarqawi tewas oleh serangan udara AS. Abu Omar al-Baghdadi dan Abu Ayyub al-Masri pengganti Zarqawi juga terbunuh dalam serangan gabungan AS-Irak pada 2010. Al Qaeda harus memilih penerus baru. Osama bin Laden menunjuk Anbari sebagai penerus. Namun keinginan Laden ditolak oleh Dewan Syuro Mujahidin (MSC). Yang menjadi penerus adalah sahabat Anbari, yaitu Abu Bakr al-Baghdadi. Setahun kemudian, atau 2 mey 2011, Osama bin Laden juga tewas oleh serangan pasukan khusus AS. Praktis semua faksi Laden di Al Qaeda habis. Strategi Anbari sukses.
Pada awal 2012, Anbari dibebaskan dari penjara di Irak. Ia bergabung kembali kedalam kelompoknya. Dia sudah punya akses langsung ke sumber dana yaitu Arab Saudi dan CIA. Posisinya di Al Qaeda Irak semakin diperhitungkan. Ia bertanggung jawab mengkoordinasikan operasi militer sehari-hari. Tugas pertamanya adalah menjalin komunikasi dengan berbagai afiliasi al-Qaeda. Para pemimpin al-Qaeda mengkritik Negara Islam Irak ( ISIL). Anbari dan Para pemimpin ISIL (atau ISIS ) menyadari agendanya mendirikan khilafah Islamiah tidak bisa lagi ditutupi. Tapi dia terus berusaha meyakinkan pemimpin pusat Al Qaeda tentang kesetiaannya.
Akhir 2012, Anbari ditugaskan AL Qaeda ke Suriah untuk mengawasi Abu Mohammad al-Julani dan menyelidiki situasi di sana. Karena Julani gagal mengikuti kebijakan IS dalam berbagai hal dan telah membangun basis kekuatannya sendiri dalam upaya untuk memisahkan Jabhat al-Nusra dari ISIL. Anbari mengirim utusan dan mengadakan pertemuan dengan komandan lapangan dari berbagai kelompok pemberontak Suriah.
Anbari menawarkan uang dan senjata kepada mereka untuk mengalihkan kesetiaan ke ISIL. Beberapa melakukannya secara terbuka, membelot dengan pasukan dan senjata. Yang lain melakukannya secara diam-diam. Tetap berafiliasi dengan kelompok mereka yang ada sambil mengorganisir pembunuhan saingan yang ditargetkan.
Beberapa waktu setelah Kejatuhan Mosul Juni 2014, Anbari memutuskan untuk kembali ke Tel Afar di Irak di mana ikut serta dalam pertempuran di sekitar kota dan di dekat Sinjar melawan Yazidi dan Partai Pekerja Kurdistan. Beberapa waktu kemudian, ia pindah ke Mosul dan mendesign sistem Moneter Islam, memperkenalkan mata uang emas baru dari Negara Islam.
Namun kritik dari Al Qaeda semakin keras. Grup ekstrimis Sunni tergabung dalam ISIS menugaskan dia berkomunikasi dengan al-Qaeda, di bawah nama alias Abu Suhayb al-Irak, untuk menyelesaikan perbedaan pandangan soal jihad. Upaya rekonsiliasi gagal dan al-Qaeda secara resmi tidak mengakui ISIS pada Februari 2014. Saat itulah ISIS bukan lagi AL Qaeda, bukan lagi proxy AS. Dia sudah menjadi musuh AS dan tentu Iran.
Pada tanggal 29 Juni 2014 ISIS secara resmi berdiri. Pada saat itu ISIS sudah tidak lagi tergantung pendanaan dari Al Qaeda dan CIA. ISIS sudah punya dana sendiri dari hasil menjarah daerah yang ditaklukannya. Anbari jadi musuh nomor satu bagi AS. Mengapa? Dia orang yang sangat penting di ISIS. Ia mengendalikan keseluruhan operasi militer dan non-militer ISIS di Suriah. ia menguasai Dewan Syariah dan anggota Komite Delegasi di Suriah. Dia juga mendesain Dawawin atau kementerian negara baru. Singkatnya iSIS adalah Anbari sendiri. Sementara Abu Bakr al-Baghdadi hanyalah pemimpinan ISIS yang tidak berkuasa apapun.
Setelah lepas dari Al Qaeda, saatnya bagi Anbari untuk menyatakan perang ke pada dunia. Ia merancang perang cyber. Ia mahir memanfaatkan media sosial. ISIS mengepos video-video pemenggalan tentara musuh, warga sipil, wartawan, perbudakan terhadap wanita kafir. Ini perang psikologis terhadap musuh musuh ISIS diseluruh dunia dan sekaligus alat propaganda menarik militan fundametalis islam dari seluruh dunia untuk bergabung.
Para tokoh Muslim di seluruh dunia mengutuk ideologi dan aksi-aksi ISIS; mereka berpendapat bahwa kelompok tersebut sudah keluar jauh dari esensi ajaran Islam dan segala tindakannya tidak mencerminkan ajaran atau nilai-nilai yang dibawa islam. Penggunaan nama "Negara Islam" dan konsep kekhalifahan oleh kelompok ini dikritik secara luas. PBB , Nato berbagai negara, dan sejumlah kelompok Muslim besar mengecam ISIS.
Kehebatan Anbari adalah dia berhasil memanfaatkan semua sumber daya baik dari AS maupun dari grup grup esktrimis sunni untuk berkorban apa saja atas obsesinya mendirikan khilafah islamiah. Tentu mereka yang mendukungnya punya agenda berbeda namun secara berbeda pula dia memperlakukan mereka untuk menipu mereka semua.
Setelah pengambilalihan Mosul, ia mengalihkan perhatian penuh untuk mempertajam ideologi ISIS. Ia menjadi otak ideologi, ia melatih ulama senior, menginstruksikan anggota untuk menyusun teks-teks agama, dan mengeluarkan fatwa tentang masalah utama yang mempengaruhi kekhalifahan.
Dia memerintahkan membakar Pilot Yordania, sebuah dendam masalalunya untuk membakar ghajar yang datang ke Mujama Barzan.
Ketika ISIS menguasai sepertiga dari Irak dan hampir setengah dari Suriah, dia memerintahkan pembunuhan masal terhadap ekstrimis sunni yang berani mengkritiknya. Anbari juga melabeli pemberontak moderat Suriah sebagai murtad pada 2013, dan menulis fatwa rinci terhadap mereka. Padahal mereka proxy AS. Anbari pun menjadi target AS untuk dihabisi. Semua dana operasional ISIS dibawah kendalinya. Praktis penguasa ISIS adalah Anbari. Dia menguasai dewan Syuro dan juga dewan moneter.
Pada bulan Maret 2016, dalam salah satu perjalanan, Anbari terbunuh di dekat kota Shaddadi, di sepanjang perbatasan Suriah-Irak. Menurut cerita tentara Amerika berusaha menangkapnya dalam penyergapan tetapi dia meledakkan dirinya menggunakan sabuk bunuh diri. Itulah kesalahan sejarah dipertemukanya Anbari dengan Zarqawi tahun 2002.
Mungkin tidak banyak orang tahu kontribusi Anbari terhadap lahirnya ISIS. Karena keberadaan dia memang misteri. Dia, misalnya, memiliki sekitar selusin nama alias. Itu karena dia sadar bahwa musuhnya semua pihak. Dia bukan proxy AS dan bukan pula agent Iran atau Rusia. Dia musuh AS, Iran, Arab, Rusia dan semua negara di dunia. Dia adalah jihadis untuk berdirinya khilafah islam, berpusat di Irak menguasai dunia.
Dia tewas, ISIS pun memudar. Terbukti setelah kematian Anbari, setahun setelah itu, pada Desember 2017, kekhalifahan ISIS telah kehilangan 95 persen wilayahnya, termasuk dua propertinya yang terbesar, Mosul, kota terbesar kedua Irak, dan kota Raqqa di Suriah utara. Kini ISIS praktis sudah kalah total.
****
Jadi apa yang bisa dicermati dari lahirnya iSIS dan seorang Anbari. Pengaruh atau pahamnya tidak akan bisa hilang begitu saja. Karena dia punya nilai dan narasi yang membuat setiap orang yang terpapar mau mati demi berdirinya khilafah islamiah. Idiologi ini tidak akan bisa dihancurkan lewat sistem demokrasi kecuali dengan kekerasan. Karena prinsip mereka bukan kompromi dan toleransi tetapi to be or not to be.
Kalau khilafah adalah tujuan maka magnitnya adalah politik sekterian, politik identitas, politisasi agama!. Selagi umat islam masih beranggapan Syiah itu ancaman dan sesat, sebaliknya juga sama sikap syiah terhadap sunni, selama itu umat islam terjebak dalam narasi perpecahan. Dan orang orang seperti Anbari akan selalu tampil dalam sejarah untuk menebar teror dan permusuhan, merusak nilai nilai islam yang rahmatan lilalamin.
Komentar
Posting Komentar