Islam di China.
Untuk memahami Islam di China, saya akan mengulas singkat sebagai pengetahuan sederhana.
Pertama, Islam masuk ke China beberapa tahun setelah Nabi Muhammad tutup usia. Yaitu zaman Khalifah Usman Bin Afan. Yang hebatnya adalah penyampai risalah islam itu adalah Sa’ad bin Abi Waqqash. Siapa Sa’ad bin Abi Waqqash? Ia termasuk golongan yang pertama masuk Islam. Orang pertama yang melepaskan anak panah dalam perang Badar. Begitu pun menjadi orang pertama yang terkena anak panah. Ia masuk islam usia 17 tahun. Saat ia menyebarkan islam, belum ada istilah mahzab. Jadi islam masuk ke China benar benar asli dan fresh dari oven. Tidak terkontaminasi politik.
Kedua, di China jumlah penduduk beragama islam ada sekitar 15% dari 1,8 miliar penduduk ( data informal) atau sekitar 270 juta orang. Jadi jumlahnya jauh lebih besar dari penduduk muslim di Indonesia dan seluruh Arab. Suku pemeluk agama islam di China adalah suku HUI, yang berupakan lima suku besar di China. Suku Hui ini perkawinan silang antara suku Han, Arab dan persia. Postur tubuh mereka lebih tinggi dari orang China pada umumnya, namun mata mereka tetap sipit.
Tradisi Islam suku HUI pada umumya tidak mengenal Mahzab. Mereka juga tidak menggunakan agama untuk berpolitik. Cara beragama mereka sangat sederhana. Suku Hui disamping suku Han, adalah suku yang mayoritas ada dalam pemerintahan China. Namun pada umumnya suku Hui lebih banyak di militer China. Di partai mereka kurang exist. Dalam business, suku Hui umumnya pedagang yang hebat.
Ketiga, Suku Hui menyebut rasul adalah Sheng -Hsien atau orang orang arif dan berguna. Sama seperti orang jawa menyebut Rasul, Kanjeng Nabi. Namun panggilan untuk Nabi adalah Ma. Banyak orang China dengan nama Ma. Seperti Jack Ma pendiri Alibaba , Pony Ma pendiri WeChat. Mereka menyebut Allah dalam bahasa China seperti Chen Chu atau Tuhan sejati atau Chen-I atau Esa sejati, atau Chen Tsai atau Penguasa sejati .Ya sama seperti orang jawa menyebut Allah, gusti pangeran, dan lain sebagainya. Sementara ajaran islam itu mereka sebut Ch'ing- Chen Chiao atau kalau diterjemahkan ajaran yang suci dan sejati.
Keempat. Bacaan wajib mereka bukan Al Quran tetapi kitab neo konfusian yang ditulis oleh ulama legendaris China, yaitu Wang Tai Yu. Disitu pemahaman Al Quran diterjemahkan dalam dimensi konghucu. Tanpa merubah hakikat dan prinsip Rukun Islam dan Rukun Iman. Umumnya suku Hui menolak kitab tafsir dari luar. Jadi persatuan islam diantara Suku Hui sangat kuat. Tidak ada polarisasi diatara mereka. China merupakan salah satu “rumah Muslim” kedua tertua di dunia. Masjid Kwang Ta Se di Kanton adalah mesjid kedua yang dibangun umat islam setelah Masjid Nabawi di Madinah.
Komentar
Posting Komentar